tulisan berjalan

"Welcome to my blog dear friends created by daniel ferdinando"

Jumat, 10 Januari 2014

Tokoh Musik Dangdut

tokoh-tokoh
Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut.

Pra-1970-an
Husein Bawafie
Munif Bahaswan
Ellya
A. Harris
M. Mashabi
Said Effendi
Johana Satar
Hasnah Tahar

1970-an
A. Rafiq
Rhoma Irama
Elvy Sukaesih
Mansyur S.
Mukhsin Alatas
Herlina Effendi
Reynold Panggabean
Camelia Malik
Ida Laila
Setelah 1970-an
Vetty Vera
Nur Halimah
Hamdan ATT
Meggy Zakaria
Iis Dahlia
Itje Tresnawaty
Evie Tamala
Ikke Nurjanah
Kristina
Cici Paramida
Dewi Persik
Inul Daratista

Ciri Ciri Musik Dangdut

Ciri-Ciri ” Musik Dangdut “
 

  • Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu, seperti akordion, suling, gendang, madolin, dan dalam perkembangan di era ini adalah organ mekanik serta biola.
  • Lagunya, mudah dicerna sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.
  • Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makinang (lebih cepat).
  • Liriknya masih lekat pada pantun.
  • Irama musiknya sangat melankolik.
  • Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif,
  • Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri)).
  • Miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni.
  • Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.
  • Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama.

Sejarah Dan Perkembangan Musik Dangdut

 Sejarah Musik Dangdut
   

 Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

 Perkembangan Musik Dangdut
    

Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya.Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India, sang pencipta Boneka dari India), Husein Bawafie (salah seorang penulis lagu Ratapan Anak Tiri), Munif Bahaswan (pencipta Beban Asmara), serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).      

Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.   

Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.      Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB)

Pengertian Musik Dangdut

Pengertian Musik Dangdut

    Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik Melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.   

 Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. 

contoh lagu keroncong

lagu keroncong bengawan solo

sepasang mata bola

lagu keroncong semanggi soeroboyo



Tokoh Dalam Musik Keroncong

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah(lagu)|Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong. Gesang menyebut irama keroncong pada MASA STAMBUL (1880-1920), yang berkembang di Jakarta (Tugu , Kemayoran, dan Gambir) sebagai Keroncong Cepat; sedangkan setelah pusat perkembangan pindah ke Solo (MASA KERONCONG ABADI: 1920-1960) iramanya menjadi lebih lambat.
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" untuk Gesang berkisar pada lagu ciptaannya, "Bengawan Solo". Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Di sisi lain nama Anjar Any (Solo, pencipta Langgam Jawa lebih dari 2000 lagu yang meninggal tahun 2008) juga mempunyai andil dalam keroncong untuk Langgam Jawa beserta Waljinah (Solo), sedangkan R. Pirngadie (Jakarta) untuk Keroncong Beat, Manthous(Gunung Kidul, Yogyakarta) untuk Campursari dan Koes Plus (Solo/Jakarta) untuk Keroncong Rock, serta Didi Kempot (Ngawi) untuk Congdut.

alat musik Keroncong

Alat-alat muzik yang lazim digunakan terdiri daripada 7 jenis alat yang kesemuanya berasal dari Eropah. Alat itu ialah :~
  • Biola
  • Flute
  • Gitar
  • Cuk (Alat Asalnya Ukulele)
  • Cak (Banjo atau Mandolin)
  • Cello
  • Double Bass
Kesinambungan alat-alat ini sangat penting kerana ia saling memerlukan antara satu sama lain. Setiap alat akan memainkan rentak masing-masing kerana setiap alat mempunyai peranan masing-masing.
  • Biola
Biola merupakan alat yang tidak asing lagi di dalam seni muzik  semenjak mula digunakan pada kurun ke-11 lagi. Alat ini telah digunakan pada kali pertama pada tahun 1520. Pada masa dahulu ia dibuat dengan tangan. Antonio Stradivari (1640-1737) merupakan pembuat biola terkenal yang berasal dari Itali. Beliau berjaya menghasilkan biola yang paling tinggi mutunya dan dapat mengeluarkan suara yang baik. Sehingga sekarang beberapa biola buatannya masih ada lagi dan setiap satunya berharga berjuta-juta Dolar.

Biola menggunakan 4 tali yang diperbuat dari dawai dan dilaras dengan tali terbuka dari tertinggi:~
  • Tali pertama - E
  • Tali Kedua - A
  • Tali Ketiga - D
  • Tali Keempat - G 
Kompas atau jarak di antara not yang paling rendah kepada yang paling tinggi yang boleh dimainkan dengan biola adalah 31/2 oktaf iaitu mulai dari not ke bawah di tali keempat terbuka (Not G) kepada (Not D) yang dipicit di tali pertama hampir kekuda alat itu. Suara atau bunyi biola dihasilkan dengan menggunakan penggeset kayu (Bow) yang dipasang dengan tali-tali halus biasanya dari ekor kuda. Manakala pada masa sekarang ia diperbuat daripada Tali Nylon. 

Adakalanya ia boleh dipetik (Pizzicato) seperti memetik tali gitar untuk mengeluarkan bunyi yang berbeza daripada digesek. Tetapi ia jarang dilakukan di dalam muzik klasik.

Peranan biola adalah sebagai pemimpin atau sebagai alat yang membawa melodi. Adakalanya ia memainkan iringan secara 'counter melody' atau melodi pengiring. Selain itu, ia boleh digunakan sebagai permulaan lagu mengikut gubahan atau susunan lagu. Hal ini selalunya dibuat semasa memainkan lagu-lagu jenis keroncong asli. 

Pemain keroncong haruslah bersefahaman dengan pemain alat pembawa melodi yang satu lagi supaya tidak timbul pertelingkahan sesama sendiri. Jika tidak hasil persembahan akan menjadi tidak kemas dan kurang teratur. Biasanya masing-masing akan muncul ke tengah atau bermain secara solo atau berseorangan untuk membawa melodi atau meneruskan permainan secara perlahan di belakang atau tidak seharusnya menonjol. Hal ini sama juga dilakukan semasa penyanyi sedang menyanyi.

Kebiasannya pemain biola ini berperanan sebagai dan dia akan memainkan melodi apabila berhenti sementara daripada menyanyi di tengah-tengah lagu. Pemain biola juga haruslah mengkaji dan memahami cara mengiringi yang bercorak keroncong iaitu ada not-not hiasan (bunga-bunga), asli yang digunakan dalam permainan muzik keroncong sahaja. Corak yang pelbagai ini diperolehi dari penghayatan dari seorang pemain biola terhadap seni muzik keroncong melalui pengalaman atau pendedahan kepada seni itu. Belum ada lagi satu teori mengenainya seperti yang terdapat dalam cara 'at leap' dalam muzik barat. Pada masa ini sudah ada percubaan untuk menulis dengan menggunakan notasi muzik tetapi ia agak susah kerana setiap pemain bermain mengikut caranya tersendiri mengikut coraknya yang bebas. 


  • Flute
Flute atau juga dikenali sebagai seruling telah dipercayai digunakan sejak kurun ke-12 lagi. Tetapi dari dahulu lagi flute juga digunakan untuk alat muzik yang hampir sama bentuknya, cuma ia ditiup pada pangkal alat dan dipegang tegak bukannya melintang seperti sekarang. Jenis itu dipercayai digunakan sejak 2000 tahun S.M. lagi. Mulai kurun ke-17 flute telah memegang peranan penting dalam pemainan muzik klasik dan gubahan yang memberikan flute peranan sebagai alat solo.

Flute pada masa kini telah direka oleh Theobald Beohm (1793-1881). Ia dibuat dengan berbagai jenis yang kecil sekali dikenali sebagai Picollo, yang besar sedikit dikenali sebagai Alto Flute yang biasanya digunakan dalam gubahan klasik barat. Alto flute mengeluarkan bunyi yang lebih rendah.

Kompas Flute bermula dengan not C yang dibawah sekali kepada not yang tertinggi iaitu not A, lebih sedikit 21/2 oktaf jaraknya.

 Alat muzik flute pada masa kini tidak sama dengan seruling. Seruling merupakan alat muzik tradisional yang diperbuat daripada buluh manakala flute ini dibuat daripada perak atau logam yang bersalut dengan perak. Selain itu, ada juga flute yang diperbuat daripada sejenis kayu hitam. Pada asalnya permainan keroncong menggunakan seruling dan akhirnya ditukar kepada flute. Hal ini kerana pemain lebih bebas bermain flute disebabkan oleh kemampuan alat itu yang mempunyai kompas yang tinggi.

 Selain itu, peranan flute sama seperti biola iaitu memainkan melodi dan juga mengiringi secara 'counter melody' serta memainkan not-not hiasan. Bunyi flute memberi keasyikan kepada peminatnya jika pemain mempunyai banyak pengalaman dan berkebolehan dalam menggunakan aliran not bercorak keroncong. Adakalanya flute dan juga biola bermain secara duet sama ada secara harmonik atau unisen.

  • Cuk
Cuk merupakan satu alat yang diadaptasi daripada alat ukuleleyang diperkenalkan oleh pelajar-pelajar Eropah yang menjelajah di kawasan Timur pada kurun ke-16. Cuk berperanan sebagai alat pengiring kerana ia cuma digunakan untuk bermain kord-kord sahaja. Ukulele berasal daripada satu alat yang dikenali dengan nama 'charanga' yang dibawa dari Eropah.

 Alat ini menggunakan 8 tali nilon yang mempunyai fungsi yang sama dengan Ukulele. Cuk dipasang dengan 3 atau 4 tali nilon dan larasnya boleh ditukar ikut nada lagu. Pemain harus mahir tukar laras dengan cepat. Pemain juga perlu tukar posisi jari untuk bermain kord-kord untuk lagu yang dipersembahkan.

 Selain itu, Cuk dimainkan untuk mengiringi lagu secara kord, dipetik secara 'strumming'. Cara itu sudah berubah kepada memainkan secara petikan dan 'arpegio' dengan kord yang berasaskan kord yang sedang dimainkan. Terdapat juga kumpulan keroncong yang menggunakan dua alat Cuk dalam persembahan mereka. Biasanya petikan tiap-tiap pemain berlainan dan biasanya bertingkah.

 Laras tali cuk adalh seperti :~

 Untuk jenis lagu yang menggunakan 4 tali yang berkembang secara madura .

  • Tali Pertama - A
  • Tali Kedua - B
  • Tali Ketiga - C
  • Tali Keempat - D
Untuk jenis 3 tali:~
  •  Tali Pertama - E
  • Tali Kedua - B
  • Tali Ketiga - G
Ada beberapa cara memetik cuk sambil mengiring lagu-lagu mengikut kemahiran pemain. Asasnya seperti berikut:~


  • Cak
Cak ialah satu alat penngiring dalam permainan keroncong. Ia bergabung dengan alat cuk dan bertingkah. Pada masa dahulu alat yang digunakan untuk mengiringi keroncong adalah Banjo atau Mandolin dan alat itu dimainkan dengan cara memetik not asas pada kord yang dimainkan dengan cara tertentu.

 Cak memainkan kord menggunakan rentak 'up beat'. Cak direka baru oleh pemuzik Indonesia berbentuk seakan-akan cuk tetapi menggunakan 3 tali dawai yang berpasangan seperti mandolin. Tiada lubang bulat pada badan alat tetapi digantikan dengan lubang-lubang kecil. Dengan itu suara yang dihasilkan lebih nyaring dan tinggi.

 Laras tali Cak adalah mengikut kesukaan pemainbiasanya seperti berikut:~

  •  Tali Pertama - A
  •  Tali Kedua - B
  • Tali Ketiga - C
Jika tali pertama ditukar nadanya, maka tali kedua dan ketiga ditukar mengikut susunan di atas. Cara petik cak biasanya bertingkah dengan cuk tapi ditukar coraknya sedikit untuk menyedapkan persembahan. Pada asalnya ia adalah seperti berikut:~




  • Gitar
Alat gitar yang digunakan adalah jenis kotak atau akustik dan menggunakan tali dawai untuk tali pertama dan kedua. Tali ketiga hingga keenam dibuat daripada dawai yang dibalut dengan logam. Tali nylon tidak digunakan kerana ia tidak mengeluarkan suara yang sesuai. Gitar memainkan iringan yang berbentuk counter melody atau adakalanya rangkaian not-not yang naik ke atas menurun berasaskan kod yang dimainkan. Kord saja yang yang jarang di petik melainkan untuk memberi tekanan kepada sesuatu lagu ataupun pada permulaan lagu.

Melaras tali gitar adalah seperti biasa:-

  • Tali pertama - E
  • Tali kedua - B
  • Tali ketiga - G
  • Tali keempat - D
  • Tali keenam - E
Cari menjari kord adalah seperti biasa, walaupun tidak selalu dimainkan. Kebanyakkan pemain gitar keroncong bermain sekitar tali pertama, kedua dan ketiga sahaja. Pemain lebih banyak menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis sahaja. Kebiasaannya pemain gitar kurang menonjol. Biasanya alat cuk berbunyi lebih jelas.

  • Cello
Cello ialah alat yang tergolong dari keluarga biola tetapi dalam keroncong asli ia dipetik (pizzicato) dan mempunyai peranan yang lebih dinamik dan lincah untuk menambahkan ketegasan rentak. Kini celo telah diubah dengan menggunakan tiga tali sahaja. Hal ini untuk memudahkan ia dimainkan kerana biasanya hanya tiga tali sahaja yang digunakan. Di Indonesia terdapat perusahaan yang membuat cello khas untuk keroncong. Alat cello pertama kali diperkenalkan pada tahun 1572 direka oleh Andrea Amati dari Cremona. Celo dilaras  mengikut pilihan pemain.

Cello yang menggunakan empat tali :-

  • Tali pertama - C
  • Tali kedua - G
  • Tali ketiga - D
  • Tali keempat - A
Cello yang menggunakan tiga tali:-
  • Tali pertama - C
  • Tali kedua - G
  • Tali ketiga - D atau C (bawah)
Cello adalah alat yang menggantikan gendang yang digunakan dalam muzik gamelan. Petikan cello mengikut rentak gendang seperti:-


  • Double Bass
Double bass merupakan alat terbesar dalam keluarga biola dan mula terkenal pada awal kurun ke 16. Ada pelbagai saiz yang digunakan mengikut kehendak pemain. Talinya diperbuat daripada dawai dan juga nylon. Alat yang paling mudah dimainkan kerana ia menekankan rentak seperti yang dilakukan oleh gong dalam gamelan. Ia dilaras mengikut laras biasa jika menggunakan 4 tali :-

  • Tali pertama - G
  • Tali kedua  - D
  • Tali ketiga - A
  • Tali keempat - E
Duoble bass tiga tali :-
  • Tali pertama - G
  • Tali kedua - D
  • Tali ketiga - A
Biasanya ia hanya memainkan satu bit sahaja dalam satu bar. Adakalanya, ia dimainkan pada bit pertama atau ketiga pada bit pertama, ketiga dan keempat. Cara terakhir itu diberi nama cara 'rumba'. Pemian double bass selalunya akan bermian tidak lebih dari apa yang ditetapkan. Jika tidak ia akan menggangu cello.




Ciri Musik Keroncong

ciri ciri muzik keroncong

CIRI-CIRI KHAS MUZIK KERONCONG
Muzik keroncong mempunyai empat ciri-ciri khas seperti berikut :
- Bentuk
- Harmoni
- Ritme atau rentak
- Alat-alat
1. Bentuk
Bentuk dan jenis lagu-lagu keroncong antara lain :
a) Keroncong Asli
b) Langgam Keroncong
c) Stambul
d) Lagu Ekstra
Ad . a). Keroncong Asli
- Jumlah birama : 28 birama, tanpa intro dan coda.
- Tanda Masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-B-C. dinyanyikan dua kali.
- Selalu ada intro dan coda, intro merupakan improvisasi chord I dan V, yang diakhiri dengan chord I dan ditutup dengan kadens lengkap yang disebut juga lintas chord, iaitu chord I – IV – V – I dan coda juga berupa kadens lengkap.
Ad. b) Langgam Keroncong
- Jumlah birama : 32 birama, tanpa intro dan coda.
- Tanda Masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-A-B-A
-Lagu biasanya dibawakan dua kali, ulangan kedua setelah instrumental bahagian
kalimat A dan vocal masuk bahagian chorus atau bahagian B dan kebahagian A.
berikutnya.
- Intro diambil dari empat birama terakhir dari lagu, dan coda merupakan kadens
Lengkap.
Ad. c) Stambul
Terdapat dua jenis Stambul :
1. Stambul I
- Jumlah birama : 16 birama
- Tanda masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-B
- Intro merupakan improvisasi dengan peralihan chord I dan chord V
- Jenis stambul I sering berbentuk muzik dan vokal saling bergantian, iaitu dua birama instrumental dan dua birama vokal dan coda merupakan kadens lengkap
2. Stambul II
- Jumlah birama : 2 x 16 birama
- Tanda masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-B
- Intro merupakan improvisasi dengan peralihan chord I dan V, sering berupa vokal yang dinyanyikan secara recitative, tanpa iringan.
Ad. d) Lagu ekstra
- Bentuk menyimpang dari ketiga jenis keroncong tersebut
- Bersifat riang gembira dan jenaka
- Sangat terpengaruh oleh bentuk lagu-lagu tradisional
2. Harmoni
a. Keroncong Asli
- Dalam tangga nada (scale) Major
- Bentuk harmonisasi (chord progression) adalah :
Intro
I - - - I - - - V - - - V - - -
II - - - II - - - IV - - - IV - - -
IV - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - IV - V -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - - coda
b. Langgam
- Bentuk harmonisasinya adalah :
Intro
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - -
IV - - - IV - - - I - - - I - - -
II - - - II - - - V - - - V - - -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - - coda
c. Stambul
- Bentuk harmonisasinya dari stambul I adalah :
Intro
IV - - - IV - - - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - -
IV - - - IV - - - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - - coda
- Bentuk harmonisasi dari stambul II adalah :
Intro
IV - - - IV - - - IV - - - IV - V -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - V - - - V - - -
I - - - IV - V - I - - - I - - - coda.

Sejarah Musik Kerocong

Sejarah Musik Keroncong



Musik keroncong masuk ke negara Indonesia dibawa oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa sejak abad ke-16. Waktu itu, keroncong dikenal dengan fado, sejenis musik Portugis. Musik keroncong masuk pertama kali di Malaka dari daratan India (Goa) yang kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Pada abad ke-17, pengaruh portugis melemah di Nusantara, tapi musik ini tidak ikut hilang.
Awal mulanya bentuk musik ini adalah moresco, yaitu sebuah tarian asal Spanyol. Kemudian salah satu lagunya disusun kembali oleh Kusbini dan dikenal dengan nama Kr. Muritsu, yang diiringi oleh alat musik dawai. Seiiring dengan perkembangan zaman, banyak alat musik tradisional yang mulai muncul, seperti seruling dan gamelan. Pada abad ke-19, musik keroncong ini mulai popular di berbagai daerah di nusantara, sampai ke Semenanjung Malaya, sampai tahun 1960-an.
Setelah itu, musik keroncong pun mulai redup karena banyaknya musik popular yang masuk ke indistri musik Indonesia, seperti musik rock yang berkembang sejak tahun 1950 dan berkembangnya musik Beatle sejenisnya pada tahun 1961 sampai dengan sekarang.
Akan tetapi, meskipun musik di Indonesia ini semakin berkembang, musik keroncong tetap ada dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan di negara Malaysia pun sampai sekarang.
Alat-alat musik yang dimainkan untuk mengiringi lagu keroncong pada awalnya hanya diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, dan selo. Alat musik perkusi jarang dipakai. Perlengkapan alat musik seperti ini masih dipakai oleh Keroncong Tugu, yaitu komunitas keroncong keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di kampung Tugu, Jakarta Utara.
Kemudian musik ini berkembang ke daerah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi yang berbaur dengan musik Tanjador pada tahun 1880-1920. Pada tahun 1920-1960, pusat perkembangan musik keroncong pindah ke daerah Solo dan musiknya pun menjadi lebih lambat sesuai dengan sifat orang Jawa.

Pengertian Musik Keroncong



Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Pada kesempatan kali ini kita akan menyajikan secara lengkap mengenai Sejarah Musik Keroncong dan Perkembangannya di Indonesia untuk menambah wawasan kita khususnya terhadap salah satu musik khas Indonesia - 

Kamis, 09 Januari 2014

Contoh Lagu Melayu

contoh lahu melayu hitam manis
renungkanlah cipt. muhammad narsabi

Tokoh Musik Melayu

Tokoh-Tokoh Musik Melayu
1.     Husein Bawafie
Husein Bawafie adalah seniman dan sekaligus salah satu tokoh pembaharu musik Melayu atau dangdut Indonesia. Dari karya-karyanya, ia mengubah watak lagu-lagu Melayu Deli menjadi musik Melayu yang lebih dinamis dan struktur lirik dan lagu yang lebih bebas (tidak lagi berpantun). Ia merupakan pemimpin Orkes Melayu Chandralela, yang memunculkan Ellya Khadam dan Elvy Sukaesih. Dari tangannya telah tercipta lebih dari 200 lagu.
2.     Muhammad Mashabi
Muhammad Mashabi merupakan salah satu penulis lagu dan penyanyi musik Melayu pada masa 1950-an dan 1960-an di Indonesia. Bersama-sama dengan H. Bawafie dan Munif Bahaswan, ia merombak gaya musik Orkes Melayu Deli dengan mengganti beberapa instrumen dan struktur lirik dan lagu. Bila sebelumnya lagu-lagu Melayu Deli berisikan pantun, pada masa mereka musik Melayu mulai memasukkan tema-tema percintaan. Penggunaan gong pun mulai ditinggalkan. Tempo lagu lebih cepat. Perubahan yang dilakukan merintis bentuk dangdut modern seperti yang dikenal sekarang. M. Mashabi pernah berkolaborasi dengan Ellya, Si Boneka dari India, dan Johana Satar. Beberapa lagu ciptaannya yang menjadi abadi dapat disebutkan Renungkanlah, Harapan Hampa, Hilng Tak Berkesan, Kecewa (dipopulerkan kembali oleh Iis Dahlia), dan Keluhan Anak Tiri (lebih dikenal dengan judul Ratapan Anak Tiri, judul film yang menggunakan lagu ini sebagai soundtracknya). M. Mashabi wafat pada usia muda dan belum pernah berkeluarga.

3.     Amir Hamzah
Tengku Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera (lahir di Tanjung Pura, Langkat,Sumatera Timur, 28 Februari 1911 – meninggal di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia angkatan Pujangga Baru. Ia lahir dalam lingkungan keluarga bangsawan Melayu (Kesultanan Langkat) dan banyak berkecimpung dalam alam sastra dan kebudayaan Melayu.
Amir Hamzah tidak hanya menjadi penyair besar pada zaman Pujangga Baru, tetapi juga menjadi penyair yang diakui kemampuannya dalam bahasa Melayu-Indonesia hingga sekarang. Di tangannya Bahasa Melayu mendapat suara dan lagu yang unik yang terus dihargai hingga zaman sekarang.
Amir Hamzah terbunuh dalam Revolusi Sosial Sumatera Timur yang melanda pesisir Sumatra bagian timur di awal-awal tahun Indonesia merdeka. Ia wafat di Kuala Begumit dan dimakamkan di pemakaman Mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat.Adapun, revolusi ini terjadi pada tahun 1946. Ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/ tahun 1975, tanggal 3 November 1975.
4.     Said Effendi
            Said Effendi (lahir di Besuki, 25 Agustus 1925 – meninggal di Jakarta, 11 April 1983 pada umur 57 tahun) adalah seniman musik Melayu pada era 1950-an sampai 1970-an. Ia memopulerkan lagu Seroja yang populer hingga ke Malaysia. Lewat lagu Bahtera Laju, Said Effendi menempatkan diri sebagai pelantun irama Melayu nomor wahid negeri ini. Ia menyingkirkan popularitas P. Ramlee. Semua penghargaan yang diterimanya adalah anumerta (post-humous), mulai dari Anugerah Dangdut TPI (1998), Persatuan Wartawan Indonesia, Anugerah Seni dari PT Variapop, Nugraha Bhakti Musik Indonesia (2004), dan dari Parfi dan Persatuan Seniman Malaysia (2006).

Instrumen Musik Melayu

Instrumen Musik Melayu
Instrumen Musik Melayu antara lain sebagai berikut : 
1. Rebana Ubi  

Alat musik ini sangat terkenal sejak zaman kerajaan Melayu Kuno. Rebana ubi sering digunakan saat upacara pernikahan. Selain itu juga digunakan sebagai alat komunikasi sederhana karena bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu. 
2. Kompang
 
Kompang terbuat dari kulit sapi yang dikeringkan dan dipasangkan ke ring yang terbuat dari kayu. Bentuknya persis seperti rebana. Alat musik kompang terdiri dari beberapa ukuran, dan ukuran inilah yang nantinya akan menghasilkan suara berbeda sehingga variasi suara yang dihasilkan hanya berasal dari ukuran kompang
3. Sape

Sape adalah seruling tradisional masyarakat Melayu.
4. Gambus Selodang

Alat musik menyerupai ud (oud) di Timur Tengah berbentuk seludang kelapa yang dibuat dari batang nangka. Pada tengah-tengah resonator-nya ditutup dengan kulit sapi, kerbau atau kulit kambing yang sudah diraut tipis. 
5. Marwas

Marwas, atau disebut juga dengan meruas, merwas adalah alat-musik jenis gendang yang sangat berfungsi dan berarti sebagai pengatur tempo atau rentak.
6. Biola

7. Accordion

8. Gong

Ciri Musik Melayu

Karakteristik/Ciri-ciri
  1. ada rentak irama yang meliuk (cengkok) dalam alunan musiknya
  2. syair-syair lagunya merupakan kalimat sajak yang memiliki nilai kesusastraan
  3. syairnya tidak cengeng, tidak vulgar, dan membawa pesan moral yang baik
  4. menghasilkan sentuhan dendang dan joget
  5. menggunakan gendang tradisional, alat musik membranophone ataurebana berukuran besar yang membawa sentuhan dendang dan melayu  
  6. Instrumen yang dominan adalah biola, accordion dan gong

Sejarah Musik Melayu

Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.[1] Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik Gambus dan bermain Musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dlsb. Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khasOrang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.